Browse By

Daily Archives: April 20, 2018

Pura Batu Bolong

Pada zaman dahulu di Kerajaan Bangli bertahta seorang Raja bernama Ida  I Dewa Perasi yang berasal dari satrya Taman Bali, beliau beristana di kaki gunung Bangli yang pucaknya bernama Hyang Ukir/Hyang Api yang merupakan Benteng Tembok Kerajaan Bangli, yang kala itu berpusat di Puri Timbul

Pura Campuhan Windhu Segara

Jro Mangku Gede Alit Adnyana sendiri mendapat mukjizat bisa sembuh dari penyakit gagal ginjal sebelum beliau diperintahkan secara niskala untuk membangun pura ini pada tahun 2005. Ceritanya pun berbau magis. Ketika beliau pasrah dan putus asa menderita gagal ginjal, beliau mendapat pewisik untuk membangun parahyangan.

Pura Pucak Hyang Ukir

Pada zaman dahulu di Kerajaan Bangli bertahta seorang Raja bernama Ida  I Dewa Perasi yang berasal dari satrya Taman Bali, beliau beristana di kaki gunung Bangli yang pucaknya bernama Hyang Ukir/Hyang Api yang merupakan Benteng Tembok Kerajaan Bangli, yang kala itu berpusat di Puri Timbul

Pura Dasar Buana Gelgel

Pura Dasar Bhuana dibangun Mpu Dwijaksara dari Kerajaan Wilwatikta (Kerajaan Majapahit) pada tahun Caka 1189 atau tahun 1267 Masehi. Pura ini merupakan salah satu Dang Kahyangan Jagat di Bali. Pada masa Kerajaan Majapahit, Pura Dang Kahyangan dibangun untuk menghormati jasa-jasa pandita (guru suci). Pura Dang

Pura Agung Gunung Raung Taro

Keberadaan Pura Gunung Raung di Desa Taro berhubungan dengan perjalanan Dang Hyang Markandya, seorang resi dari Pasraman Gunung Raung Jawa Timur ke Bali. Sebagai seorang ”dang hyang” yang sudah berstatus orang suci tentunya beliau terpanggil untuk melakukan penyebaran pendidikan kerohanian yang dalam Sarasamuscaya 40 disebut

Pura Penataran Sasih

Pura Penataran Sasih merupakan pura yang memiliki sejarah penting serta termasuk salah satu pura kahyangan jagat atau pura utama di Bali. Pura ini menjadi terkenal karena adanya Nekara Perunggu yang sangat besar berukuran tinggi 186,5 cm dengan garis tengah 160 cm. Nekara Perunggu ini konon

Pura Gede Perancak

Mengenai kisah perjalanan Danghyang Nirartha hingga tiba di perangcak, lebih jelas lontar dharma yatra. Dahyang Nirartha ada menyebutkan, setelah beberaa tahun bermukim di Blambangan, terjadi perselisihan, kesalahpahaman antara Crijuru (Raja Blambangan) dengan Danghyang Nirartha dan menuduh sang maha rsi memakai guna-gua. Tuduhann ini timbul akibat

Pura Candidasa

 Dahulu, Candidasa dikenal sebagai Teluk Kehen yang sebenarnya namanya Chili Dasa, yang berasal dari kata Chili dan dan Dasa yang artinya Chili yaitu anak kecil dan Dasa artinya banyak Namun, sejak daerah ini dibuka menjadi objek wisata, nama Candi Dasa pun mulai digunakan.Namun, dianggap pemilihan