Browse By

Daily Archives: April 21, 2018

Pura Jagatnatha Jembrana

Untuk meningkatkan srada dan bakti pada sang pencipta (Tuhan Hyang Maha Kuasa), maka Pemerintah Kabupaten Jembrana bersama masyarakat Jembrana, khususnya umat hindu telah membangun sebuah Pura Jagatnatha yang terletak dipusat kota Negara, Jembrana. Tepatnya disebelah timur kantor Bupati Jembrana. Pura yang berdiri dilahan seluas kurang

Pura Amertasari

Setelah Dalem Waturenggong dari Gelgel (Klungkung) gagal mempersunting putri Blambangan (Cokorda Ayu Mas) maka Raja Blambangan sempat dihasut anak buahnya untuk mencurigai Danghyang Nirartha, bahwa dia telah berbuat selingkuh terhadap selir dan Putri Raja. Untuk menghindari kemurkaan sang Dalem, maka Danghyang Nirartha bersama keluarganya pergi

Pura Basukihan

Sejarah Pura ini berkaitan dengan Perjalanan Mpu Markandeya, Singkat cerita, dari Gunung Raung di Jawa Timur, beliau beserta penduduk sekitar melakukan migrasi merambah hutan ke Pulau Bali. Ekspedisi pertama ini gagal total. Banyak pengikut beliau yang mati karena sakit atau karena binatang hutan raya (macan,

Pura Luhur Andakasa

Tidak begitu jelas memang sejarah berdirinya. Namun keberadaannya disebutkan dalam beberapa peninggalan tertulis seperti lontar-lontar dan peninggalan kepurbakalaan. Dari peninggalan tertulis, diperkirakan pura ini didirikan oleh Mpu Kuturan sekitar abad XI. Di samping itu Pura Luhur Andakasa juga memiliki kaitan dengan pemuka agama Hindu Sang

Pura Muncaksari

Tidak ada sumber tertulis yang mengisahkan sejarah Pura Luhur Muncak Sari. Kisah pura ini hanya menjadi cerita turun-temurun. Berdasarkan namanya, Muncak Sari berasal dari dua suku kata, muncak yang berarti puncak dan sari artinya sumber kehidupan. Jika diartikan, Muncak Sari berarti puncak sumber kehidupan. Pura

Pura Pulaki

Sejarah Pura Pulaki memang tak bisa dijelaskan secara tepat. Namun, dari berbagai potongan data yang tertinggal, sejarah pura itu setidaknya bisa dirunut dari zaman prasejarah. Ketua Kelompok Pengkajian Budaya Bali Utara Drs. I Gusti Ketut Simba mengatakan, jika mengacu pada sistem kepercayaan yang umum berlaku